*Foto Di Ambil Langsung Di Lokasi.



LUBUKLINGGAU, Betumpasan.my.id,-Pembangunan Taman Inflasi yang digadang-gadang sebagai ruang publik inklusif sekaligus pusat budidaya tanaman dan jalur pejalan kaki, kini mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak.(27/11)


Proyek yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan itu hingga awal tahun 2025 belum juga dapat dimanfaatkan masyarakat, meski telah menelan anggaran miliaran rupiah.



Pada tahun 2024, Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman menganggarkan dana sebesar Rp 2.000.000.000 untuk pembangunan tahap awal. Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Arimbi dengan nilai kontrak Rp 1.997.234.000.


Namun di lapangan, kondisi bangunan justru menunjukkan banyak keretakan pada sejumlah bagian konstruksi. Dugaan sementara, kerusakan itu terjadi akibat pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis (spektek).


Tidak berhenti di situ, pada tahun 2025, Pemerintah Kota Lubuklinggau kembali menganggarkan Rp 1.492.671.000 untuk lanjutan pembangunan yang dikerjakan oleh CV Rahmad Wijaya Abadi.


Hasil pantauan di lokasi menunjukkan pembangunan berupa bangunan persegi beratap seng berukuran sekitar 6x6 meter, pembuatan pelataran berlapis batu alam, serta pagar tembok sepanjang kurang lebih 50 meter dengan tinggi 1,5 meter.


Ketua LSM Barisan Pemuda Anti Korupsi (BAPAK), Sony, menilai pembangunan Taman Inflasi tersebut menunjukkan ketidaktegasan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran kegiatan.


“Kegiatan yang belum dianggap urgen dan belum memberi manfaat langsung untuk masyarakat tidak semestinya menjadi prioritas. Dua tahun anggaran menghabiskan sekitar Rp 3,5 miliar untuk pembangunan Taman Inflasi sangatlah janggal dan patut diduga terindikasi korupsi,” tegas Sony.


Hingga berita ini ditayangkan, PPK Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Lubuklinggau belum dapat dimintai keterangan. Redaksi akan berupaya meminta klarifikasi guna menjaga keberimbangan informasi.(team88)

Lebih baru Lebih lama