*Kantor PUPR : Sumber Google. 




‎Lubuklinggau – WarungInformasi.co.id

‎Rencana perbaikan Monumen Tanjak kembali mencuat setelah kerusakan struktur mulai mengundang pertanyaan publik. Dalam keterangannya kepada WarungInformasi.co.id, Kepala Dinas PUPR Kota Lubuklinggau, Asril, menegaskan bahwa perbaikan adalah kebutuhan mendesak untuk mencegah terbentuknya opini negatif. Namun, alih-alih memberikan penjelasan teknis, Asril justru menyerahkan seluruh penjabaran kepada pejabat bidang teknis.


‎ “Taufik, tolong dijawab karena penting bagi mereka untuk pencerahan, jadi tidak ada opini negatif yang beredar,” ujar Asril, saat ditemui di kantornya dan menunjuk Kabid Cipta Karya sebelumnya.




‎Ditemani Aries selaku Kabid Cipta Karya yang baru menjabat, Taufik menyampaikan bahwa monumen akan diperbaiki tanpa mengubah bentuk fisik tanjak, tetapi motifnya akan diganti. Namun, alasan perubahan motif tersebut tidak disertai argumentasi teknis maupun estetika yang jelas.


‎Sementara itu, Aries dalam wawancara terpisah menyebut perubahan motif merupakan permintaan langsung dari Wali Kota.


‎ “Motif tanjak itu akan diubah, tanjaknya tetap. Itu dilepas semua, diperbaiki, dan dipasang baru dengan motif yang baru,” jelas Aries.

‎“Pak Wali minta motif yang terbaru,” tambahnya.



‎Lebih lanjut, Aries mengakui bahwa hingga saat ini tender perbaikan belum dilaksanakan. Bahkan, ia menyebut dirinya belum secara resmi melakukan serah terima jabatan sebagai Kabid Cipta Karya.


‎Aries juga menyampaikan bahwa kerusakan pertama kali terjadi pada tahun 2024, setelah masa pemeliharaan berakhir. Ia menyebut cuaca dan angin sebagai faktor utama kerusakan, terutama karena lubang ventilasi pada panel diduga terlalu kecil.


‎ “Secara ilmiah belum, secara teknis karena angin. Mungkin karena lubang-lubang panel kurang besar,” ujar Aries, saat ditanya apakah ada audit ilmiah atas penyebab kerusakan.


‎Namun, ia tidak menunjukkan adanya laporan kajian teknis resmi maupun audit independen yang menjadi dasar simpulan tersebut.


‎Saat ditanya mengenai siapa pihak perencana dan pelaksana pembangunan awal monumen, Aries menyebut seorang konsultan berinisial “R” dari Palembang dan kontraktor bernama Pak Bembi. Namun ketika ditanyakan siapa konsultan pengawas proyek, Aries menjawab:


‎ “Aku tidak paham soal konsultan pengawas.”


‎Ia juga tidak dapat memastikan apakah terdapat laporan pengawasan berkala selama pelaksanaan proyek. Aries menyarankan agar pertanyaan-pertanyaan detail teknis tersebut diajukan kepada Kabid sebelumnya, Taufik.


‎Terkait material, Aries menyebut bahwa bahan pelapis tetap menggunakan Aluminium Composite Panel (ACP). Namun ia menyatakan merek atau jenisnya kemungkinan akan berbeda dan “lebih bagus”.


‎ “Yang sebelumnya itu kuat, namun akan diperkuat lagi... Kita akan mengoptimalkan untuk risiko yang jatuh itu,” ujarnya.


‎Pernyataan ini memunculkan kontradiksi: jika material sebelumnya dianggap cukup kuat, mengapa terjadi kerusakan fatal? Dan jika perlu diperkuat, mengapa tidak dirancang demikian sejak awal?


‎Aries juga menyebut bahwa anggaran perbaikan telah dimasukkan dalam pergeseran APBD tahun berjalan, namun belum dilelang.


‎ “Itu sudah dianggarkan dalam pergeseran, namun belum dilelang. Masih perencanaan,” ujarnya tanpa merinci nominal anggaran maupun target waktu pengerjaan.


‎Saat ditanya apakah telah dilakukan assessment risiko terhadap keselamatan publik pasca kerusakan, Aries kembali menghindar dan mengarahkan pertanyaan kepada pejabat sebelumnya.


‎ “Nanti saja kita bahas itu, ngobrol sama Kabid sebelumnya. Saya belum bisa jawab itu karena saya baru duduk hari ini,” ujarnya. (MIH)



‎*Pemberitaan ini disusun berdasarkan hasil wawancara langsung dengan para pejabat teknis Dinas PUPR Kota Lubuklinggau, termasuk Kepala Dinas, Kabid Cipta Karya yang baru, dan pejabat sebelumnya.

Lebih baru Lebih lama