*Ilustrasi Kondisi Fasilitas Inclinator Pada Bukit Sulap Kota Lubuklinggau



Lubuklinggau - Warunginformasi.co.id


Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Pembangunan Daerah (LSM-PPD), Herdianto menilai bahwa renovasi shelter yang diwacanakan dikerjakan tahun ini oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Lubuklinggau dirasa tidak perlu.


Hal tersebut, karena penyebab rusaknya inclinator disebabkan salah satunya oleh kawanan monyet liar yang memang memiliki habitat disana, kemudian ulah manusia yang dikarenakan bangunan tersebut kerap tidak diawasi keamanannya.


"Inclinator itu kan belum menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD). Malah anggaran yang terserap kesana sudah sangat besar. Seharusnya kan jadi bahan evaluasi. Kok malah diperbaiki lagi, kalau anggaran yang hampir setengah milyar dikucurkan kesana, lantas shelter dirusak lagi oleh monyet atau sebab lain, siapa yang mau tanggung jawab," ujar Herdianto, Sabtu (13/8/2022).


Menurut Herdianto, alangkah lebih bijak jika Pemkot Lubuklinggau mengalihkan anggaran tersebut untuk pembangunan yang jauh lebih bermanfaat. Misalkan jalan lingkungan, atau bangunan yang jelas-jelas bakal termanfaat.


"Saran saya, lebih baik izin penggunaan TNKS atau IUPSWA dihentikan, lantas fokus ke pembangunan lain yang bisa dinikmati masyarakat banyak. Toh disana juga tidak ada PAD juga yang dihasilkan untuk Pemkot. Sangat miris saja, sebab banyak sekali pembangunan di Kota Lubuklinggau yang selesai dibangun, lalu terbengkalai dan rusak. Selain inclinator, ada juga gedung bela diri, serta kolam renang di kawasan yang di Petanang. APBD itu penggunaanya harus efektif dan efisien," ujarnya.


Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya DPUPR Kota Lubuklinggau, H. Taufik Qurrahman saat dihubungi media melalui whatsapp mengatakan, renovasi shelter yang dikucurkan tahun ini, lebih fokus memperbaiki shelter atau 3 pos yang berada di kawasan inclinator yang beberapa waktu lalu diketahui rusak parah.


"Kita belum menyentuh perbaikan inclinator, karena untuk memperbaiki inclinator itu butuh dana yang cukup besar. Penanganan tahun ini, lebih ke renovasi shelter (tempat berlindung).

Antara inclinator ada yang namanya bangunan shelter, selain tempat berlindung, istirahat, juga bisa sebagai tempat observasi," ujar Taufik.


"Ada tiga bangunan shelter disana yang kondisi bangunannya juga perlu perbaikan, yakni atap, plafond, wc dan pengecatan. Jadi, penanganan tahun ini kita merenovasi tiga bangunan shelter di lokasi itu yang dikerjakan oleh CV. Mutiara Konstruksi," jelas Taufik.


Dilansir dari web http://lpse.lubuklinggaukota.go.id/eproc4/lelang/3896195/pengumumanlelang , tahun ini bangunan inclinator kembali mendapatkan kucuran anggaran dari Pemerintah Kota Lubuklinggau, yakni sebesar Rp. 499.999.419,31 atau nyaris setengah milyar rupiah.


Kegiatan tersebut, dengan judul Renovasi Shelter Inclinator Bukit Sulap yang dimenangkan oleh CV. Mutiara Konstruksi yang satuan kerja kegiatan tersebut berada di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Lubuklinggau. (Iqbal)

Lebih baru Lebih lama